Masa Berdiri Kerajaan Demak, Kehidupan Politik Kerajaan Demak, Raja-raja Kerajaan Demak

Jumat, 07 April 2017

Sejarah Dibalik Soko Tatal Masjid Demak, Peninggalan Kerajaan Demak Yang Unik

Sejarah Dibalik Soko Tatal Masjid Demak, Peninggalan Kerajaan Demak Yang Unik - Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa yang termasuk salah satu kerajaan yang meninggalkan beberapa peninggalan yang masih ada sampai saat ini. Salah satu peninggalan Kerajaan Demak yang masih ada dan menunjukkan bahwa Kerajaan Demak juga pernah mengalami masa jaya tentunya adalah Masjid Demak. Masjid Demak menurut sejarah Kerajaan Demak, dibangun pada masa awal berdirinya Kerajaan Demak. Di dalam masjid Demak sendiri menyimpan banyak keunikan yang bahkan sampai saat ini masih menjadi daya tarik yang luar biasa. Salah satu yang menjadi daya tarik tentu saja adalah keberadaan Soko Tatal.

Soko Tatal Masjid Demak
Soko Tatal Masjid Demak
Soko tatal sendiri adalah salah satu soko dari empat soko guru sebagai penopang bangunan utama Masjid Demak. Soko adalah bahasa Jawa yang dalam bahasa Indonesia adalah tiang, sedangkan tatal adalah potongan lembaran kecil dari sisa kayu. Soko tatal termasuk salah satu bagian dari Masjid Agung Demak yang selalu menjadi perhatian para wisatawan ketika berkunjung ke Masjid Demak. Lalu seperti apa sejarah soko tatal atau misteri dibalik pembuatan soko tatal ini, perhatikan ulasan di bawah ini untuk lebih jelasnya.

Sejarah Soko Tatal Masjid Demak

Soko tatal adalah sebuah tiang yang terbuat dari potongan kecil sisa kayu yang dibuat untuk tiang penyangga. Nah, soko tatal tersebut memang benar-benar terbuat dari potongan kayu kecil sampai terbentuk menjadi tiang dengan diameter 70cm. Yang semakin membuat soko tatal itu menarik tentu adalah kisah dibalik pembuatan soko itu sendiri. Menurut cerita rakyat yang beredar, entah itu benar atau tidak, soko tatal tersebut yang membuat adalah Kanjeng Sunan Kalijogo dengan daya linuwihnya.

Alkisah, disebutkan bahwa pembangunan masjid Demak pada saat itu berlangsung dengan lancar. Masing-masing Wali dari Walisongo menjalankan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Beberapa wali membawa membawa empat tiang besar, wali tersebut yaitu Sunan Giri, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Purwaganda, Sunan Gunung Jati, Pangeran Palembang, dan Syekh Siti Jenar. Kanjeng Sunan Kalijogo yang membawa sendiri tiga buah tiang, jumlah total keseluruhan tiang adalah 83 tiang dan masih kuran satu tiang lagi.

Dan ketika pendirian masjid Demak tinggal satu hari lagi, ternyata tiang untuk soko guru yang seharusnya empat ternyata masih kurang satu tiang. Kemudian Sunan Bonang pun menanyakan kepada Sunan Kalijogo tentang tian yang masih kurang satu tersebut. Sunan Kalijogo pun kemudian menyanggupi untuk menyelesaikan satu tiang yang belum terselesaikan tersebut. Malam-malam sambil menunggui orang mengapak kulit bagian luar, Sunan Kalijaga menyusun dan melekatkan bagian-bagian potongan kayu dengan lem damar, kemenyan, dan blendok, lantas dibalut.

Nah, dalam waktu semalam tersebut, Sunan Kalijogo berhasil menyelesaikan tugasnya membuat tiang soko guru yang beliau buat dari tatal. Tiang dari tatal tersebut menyimpan banyak makna. Selain menyimbulkan kesaktian dari Sunan Kalijogo jika dilihat dari dimensi kesaktian spiritual. Juga menggambarkan kreatifitas dari Sang Sunan yang memang dikenal memiliki citarasa seni yang sangat dalam. Selain itu, ada juga yang menafsiri bahwa soko tatal tersebut memiliki makna akan persatuan umat Islam dan kerukunan antar umat beragama.

Ulasan Sejarah Soko Tatal Dari Ahli

Dengan beragam kisah yang beredar terkait Soko Tatal tersebut, lantas banyak pertanyaan terkait kebenaran kisah tersebut. Sebagai pembanding saja, ada ulasan sejarah Soko Tatal dari Handinoto dan Samuel Hartono peneliti sejarah. Menurut kedua peneliti tersebut, Raden Patah yang merupakan Raja Demak pertama banyak sumber sejarah Kerajaan Demak yang menyebutnya sebagai Panembahan Jimbun. Beliau adalah seorang Cina Muslim, sedangkan dalam bahasa Cina, Jinbun memiliki arti seorang yang kuat. Pendapat Handinoto ini juga disepakati oleh peneliti lain seperti Denys Lombard, Sumanto Al-Qurthuby, HJ de Graaf. serta Budiman.

Menurut peneliti lain yaitu Graaf, pembuatan Mesjid Demak pada saat itu tidak selesai-selesai karena luasnya atap Masjid. Hal ini disinyalir karena penduduk setempat masih belum terbiasa membuat bangunan yang konstruksinya terbuat dari kayu yang begitu besar. Sehingga kemudian Raden Patah mendatangkan orang Cina yang memiliki keahlian membuat kapal dari pelabuhan Semarang. Nah, salah satu teknik yang orang Cina lakukan untuk menyelesaikan bangunan Masjid Demak ini adalah dengan membuat tiang dari tatal.

Nah, itulah alasan mengapa konstruksi tiang tatal di Masjid Demak tersebut sangat mirip dengan teknik penyambungan kayu pada tiang-tiang kapal Jung China. Bahan-bahan yang digunakan pun, kata Handinoto, ada kesamaan dengan bahan yang digunakan pada Kelenteng Talang di Cirebon.

Nah teman-teman, itulah sedikit informasi sejarah terkait sejarah soko tatal Masjid Demak yang bisa kami sampaikan untuk kalian semua. Semoga sedikit informasi mengenai sejarah soko tatal masjid Demak di atas bisa menambah pengetahuan kita semua mengenai sejarah Masjid Demak.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sejarah Dibalik Soko Tatal Masjid Demak, Peninggalan Kerajaan Demak Yang Unik

0 komentar:

Posting Komentar