Masa Berdiri Kerajaan Demak, Kehidupan Politik Kerajaan Demak, Raja-raja Kerajaan Demak

Sabtu, 08 April 2017

Biografi Raden Patah, Silsilah dan Perjalanan Hidupnya

Biografi Raden Patah, Silsilah dan Perjalanan Hidupnya - Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di tanah Jawa dan merupakan salah satu Kerajaan Islam besar di Indonesia. Pada masa sejarah berdirinya Kerajaan Demak, maka Raden Patah tentu saja adalah seorang yang memiliki peran sangat besar. Raden Patah adalah raja pertama dari Kerajaan Demak sekaligus juga merupakan pendiri dari Kesultanan Demak. Ketika kita membahas Kerajaan Demak, maka tak berlebihan jika kita memberikan porsi yang lebih dalam membahas pendiri dan raja pertama dari Kerajaan Demak yaitu Raden Patah.

 
Biografi Raden Patah
Biografi Raden Patah
Membahas biografi Raden Patah sendiri memang sesuatu yang sangat menarik. Selain perjalanan hidup dan silsilah Raden Patah, bagaimana Raden Patah mengembangkan dan meletakkan dasar kerajaan Demak juga merupakan bahasan yang sangat menarik. Maka dari itu, jika Anda termasuk penggemar atau pun pecinta sejarah Demak, simak beberapa ulasan sederhana mengenai biografi Raden Patah di bawah ini.

Biografi, Asal Usul dan Silsilah Raden Patah

Yang paling menarik dari biografi Raden Patah adalah bahwa Raden Patah adalah seorang keturunan yang memiliki darah campuran Cina dan Jawa. Raden Patah dilahirkan di Palembang pada tahun 1455. Raden Patah merupakan pendiri dan raja pertama dari Kerajaan Demak yang merupakan kerajaan Islam pertama di tanah Jawa. Raden Patah ini menurut catatan sejarah Kerajaan Demak, memiliki banyak nama dan gelar. Beberapa nama lain Raden Patah yang populer adalah Jin Bun, Pate Rodim, Tan Eng Hwa, dan Aryo Timur.

Perjalanan hidup Raden Patah ini begitu menarik untuk dipelajari. Yang paling menonjol dari sifat Raden Patah adalah perjuangan, kerja keras dan tentu saja adalah sikap toleransi Raden Patah yang cukup tinggi pada masa itu. Selain mendirikan Kerajaan Demak, masa pemerintahan Raden Patah juga menjadi lokomotif pendirian Masjid Demak yang masih ada sampai saat ini.

Selain asal usul Raden Patah yang ternyata memiliki darah campuran antara Jawa dan China, silsilah Raden Patah pun juga sangat menarik. Raden Patah ternyata juga masih keturunan dari Raja Majapahit terakhir yaitu Raja Brawijaya. Raden Patah adalah anak dari Raja Brawijaya dengan seorang selir China yang bernama Siu Ban Ci. Perlu juga diketahui bahwa Raja Brawijaya adalah raja terakhir yang memerintah kerajaan Majapahit yaitu mulai dari 1408 sampai dengan 1501. Hubungan Raja Brawijaya dengan istri selirnya dari Cina ini kemudian membuat istri nya menjadi cemburu. Kemudian istri Raja Brawijaya meminta agar selir dari Cina tersebut diasingkan ke Palembang.

Ketika Raja Brawijaya mengungsikan selirnya ke Palembang, keadaan Siu Ban Ci tengah dalam keadaan hamil tua. Siu Ban Ci di Palembang tinggal bersama anak Brawijaya yang menjadi bupati Palembang masa itu yang bernama Arya Damar. Kemudian setelah lama tinggal di Palembang, Siu Ban Ci pun melahirkan seorang putera dari Raja Brawijaya yang diberi nama Raden Patah. Siu Ban Ci pun pada akhirnya menikah dengan anak tirinya sendiri yaitu Aryo Damar dan dikaruniai seorang anak yang bernama Raden Kusen.

Perjalanan Hidup Raden Patah

Perjalanan hidup Raden Patah ini cukup panjang hingga mencapai posisinya sebagai Raja Demak. Seiring berlalunya waktu, Raden Patah kemudian tumbuh menjadi seorang pemuda yang berbakat dan memiliki kecerdasan otak yang luar biasa. Melihat kemampuan dan bakatnya tersebut, lantas ayah tirinya yaitu Aryo Damar meminta Raden Patah untuk menggantikan posisinya sebagai Adipati Palembang. Namun demikian Raden Patah menolak permintaan ayah tirinya tersebut dengan berbagai alasan yang ia sampaikan. Raden Patah lebih memilih meninggalkan Palembang dan menuju Pulau Jawa. Kepergian Raden Patah kemudian disusul adik tirinya yang bernama Raden Kusen. Bukan saja Raden Patah yang menolak menjadi bupati Palembang, Raden Kusen ternyata juga menolak menjadi bupati Palembang.

Alasan keduanya menolak jabatan bupati Palembang adalah karena mereka berdua ingin menuntut ilmu agama Islam di tanah Jawa. Pada masa-masa itu, Islam berkembang begitu pesat di Indonesia termasuk di tanah Jawa. Pada akhirnya mereka berdua sampai di padepokan Sunan Ampel di Surabaya. Setelah dirasa cukup belajar agama pada Sunan Ampel, Raden Kusen memilih kembali ke kerajaan kakeknya Brawijaya di Majapahit sedangkan Raden Patah berkelana ke Jawa Tengah untuk membuka hutan Glagah Wangi dan menjadikan tempat tersebut sebagai pusat penyebaran Islam dan mendirikan pesantren.

Raden Patah Mendirikan Kerajaan Demak

Setelah kedua saudara tiri itu pergi dari pesantren Sunan Ampel, keduanya mulai menentukan jalan hidupnya sendiri-sendiri. Raden Kusen menetap di Kerajaan Majapahit dan kemudian diangkat menjadi seorang adipati. Sedangkan Raden Patah mulai membangun dan membuka hutan Glagah Wangi untuk menjadikannya pusat persebaran Islam. Pesantren yang didirikan oleh Raden Patah tersebut ternyata berkembang begitu cepat dan mendapatkan antusiasme masyarakat yang sangat besar. Dari perkembangan pesantren Raden Patah inilah kemudian Raja Brawijaya merasa khawatir dengan apa yang sedang terjadi. Ia khawatir apa yang dilakukan oleh Raden Patah akan digunakannya untuk melakukan pemberontakan.

Untuk menghindari pemberontakan, maka Raja Brawijaya memerintahkan Raden Kusen untuk memanggil Raden Patah agar datang ke Istana. Sungguh luar biasa yang terjadi, Raja Brawijaya begitu takjub dengan perilaku, sikap dan sifat Raden Patah yang begitu mulia. Raden Patah adalah sosok yang berwibawa, cerdas, dan memiliki budi yang luhur. Melihat hal ini, Raja Brawijaya begitu bangga melihat putra dari selirnya tersebut memiliki kepribadian yang begitu kuat dan memiliki sifat leadership yang tinggi. Dan bahkan kemudian Raja Brawijaya mengangkat Raden Patah menjadi adipati di Glagah Wangi. Raden Patah kemudian merubah nama Glagah Wangi menjadi Demak dengan Bintoro menjadi ibukotanya.

Di bawah kepemimpinan Raden Patah ini kemudian Demak menjadi kadipaten yang sangat ramai. Selain menjadi pusat persebaran Islam, Demak Bintoro juga menjadi pusat ekonomi yang sangat ramai dikunjungi banyak masyarakat. Bukan saja masyarakat dari Jawa, namun ada beberapa masyarakat dari luar Jawa yang juga melakukan aktifitas dagang di wilayah Demak Bintoro. Dengan perkembangan yang begitu pesat, maka kemudian Raden Patah melakukan pemberontakan ke Majapahit dan berhasil menaklukkan Majapahit. Ada banyak hal yang terpaksa membuat Raden Patah melakukan pemberontaka kepada Majapahit. Ada versi lain yang menyebut bahwa yang melakukan serangan ke Majapahit bukanlah Raden Patah melainkan Girindrawardhana yang merupakan bupati di wilayah kekuasaan Majapahit yang berada di Doho Kediri.

Kehidupan politik Kerajaan Demak pada masa Raden Patah adalah masa perkembangan dari Kerajaan Demak. Salah satu peninggalan Kerajaan Demak dari masa pemerintahan Raden Patah adalah Masjid Demak yang masih bisa disaksikan sampai saat ini. 

Raden Patah Wafat

Raden Patah meninggal pada usia 63 tahun. Penyebab kematian Raden Patah adalah karena sakit yang beliau derita yang tak kunjung sembuh. Raden Patah meninggal di Demak dan dimakamkan di Masjid Demak yang sampai saat ini makam beliau ramai dikunjungi para peziarah.

Nah teman-teman, demikianlah sedikit informasi yang bisa kami sampaikan mengenai Biografi Raden Patah, Silsilah dan Perjalanan Hidupnya. Semoga sedikit informasi mengenai Biografi Raden Patah, Silsilah dan Perjalanan Hidupnya di atas bisa menambah pengetahuan dan wawasan kita semua mengenai sejarah Kerajaan Demak dan terutama mengenai biografi Raden Patah sendiri.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Biografi Raden Patah, Silsilah dan Perjalanan Hidupnya

1 komentar: