Masa Berdiri Kerajaan Demak, Kehidupan Politik Kerajaan Demak, Raja-raja Kerajaan Demak

Senin, 03 April 2017

Kehidupan Politik Kerajaan Demak Masa Sunan Prawoto

Kehidupan Politik Kerajaan Demak Masa Sunan Prawoto - Kerajaan Demak sepeninggal Sultan Trenggono yang berhasil membawa pada masa kejayaannya, maka tahta dipegang oleh anaknya yaitu Sunan Prawoto. Sunan Prawoto (nama lahirnya Raden Mukmin atau ejaan China Muk Ming) adalah raja Demak keempat, yang memerintah tahun 1546-1549. Sunan Prawoto dikenal lebih kepada seorang ahli agama yang mengutamakan pensucian diri dari pada memerintah sebuah kerajaan. Sehingga, Sunan Prawoto ini tidak begitu memiliki kemampuan politik dalam mengatur kerajaan Demak. Dalam masa kepemimpinannya yang tidak terlalu lama, kehidupan politik Kerajaan Demak pada waktu itu sangat kacau dan banyak fitnah yang berseliweran. Pada masa kekuasaan Sunan Prawoto, daerah bawahan Demak seperti Banten, Cirebon, Surabaya, dan Gresik, berkembang bebas tanpa mampu dihalanginya.

Makam Sunan Prawoto
Makam Sunan Prawoto

Kehidupan Politik Kerajaan Demak Masa Sunan Prawoto

Kehidupan politik Kerajaan Demak masa Sunan Prawoto sangat tidak kondusif dan pergolakan politik sangat memprihatinkan. Kerajaan Demak sangat kacau dengan banyaknya perebutan tahta kekuasaan dari dalam keluarga. Sejarah juga mencatatkan bahwa Sunan Prawoto juga terkena fitnahan bahwa ia membunuh Pangeran Seda Lepen yang merupakan Ayah dari Aryo Penangsang. Arya Penangsang sendiri juga terfitnah membunuh Pangeran Hadirin suami dari Ratu Kalinyamat. Terlepas begitu banyaknya fitnah yang beredar, kehidupan politik Kerajaan Demak pada waktu itu sangat kacau dan beda dengan kehidupan politik kerajaan Demak masa Sultan Trenggono.

Profil singkat Sunan Prawoto sendiri, banyak yang menyebutkan bahwa beliau adalah seorang yang senang mengolah rohani dari pada hal lainnya. Beliau sama sekali tidak cinta dunia, apalagi dengan singgasana tahta Kerajaan Demak, sama sekali Sunan Prawoto tidak mencintainya. Dengan kondisi seperti itu, maka tak heran banyak sekali yang mengincar tahta Demak pada saat itu. Bahkan pada suatu ketika Sunan Prawoto pernah mengumpulkan para pejabat teras Kerajaan Demak di Masjid Agung Demak, dan pada saat itu Sunan Prawoto menyampaikan pengunduran dirinya menjadi Raja Demak. Pada saat itu beliau menyampaikan kepada hadirin bahwa ia ingin kembali ke gunung Prawoto untuk mendekatkan diri kepada Allah. Namun para hadirin menolaknya dan tetap berkeinginan dipimpin oleh Sunan Prawoto sebagai raja Demak.

Seiring berjalannya waktu, akhirnya Sunan Prawoto pun kemudian juga memperdalam keilmuan nya tentang politik untuk melanjutkan pemerintahan Demak. Beliau banyak belajar bagaimana negara-negara Eropa dapat menjadi negara yang maju. Dan kemudian pada tahun 1547 mengadakan hubungan persahabatan dengan Sultan Sulaiman 1 yang pada saat itu Sultan Sulaiman 1 sudah mengkonsolidasikan posisinya di daerah Hungaria dengan mengadakan perjanjian dengan Kaisar Karel V. Dari Sultan Sulaeman 1 lah Sunan Prawoto banyk mendapatkan informasi terkait kemajuan bangsa Eropa dan dakwah Islamnya.

Kehidupan politik kerajaan Demak pada masa Sultan Prawoto ini seperti mendekati kepada keruntuhan Kerajaan Demak. Pada masa ini mulai banyak daerah-daerah kekuasaan KErajaan Demak beralih ke tangan orang lain dan ada juga yang mulai sengaja melepaskan diri dari Demak dan menjadi kerajaan kecil. Dalam hal ini seperti yang terjadi pada daerah Cirebon, Banten, Surabaya dan juga Giri Gresik yang mulai menjadi daerah sendiri. Keadaan ini terjadai pada sekitar pertengahan abad ke-16. Keadaan seperti ini kelihatannya membuat Sunan Prawoto bimbang dan sedikit sulit dalam mengambil kebijakan antara menggunakan kekuasaan untuk mempertahankan Demak atau membiarkan kemunculan kerajaan kecil tersebut dengan pertimbangan persebaran agama Islam akan semakin luas dengan adanya kerajaan Islam baru.

Pertimbangan lain adalah, jika Sunan Prawoto memaksakan untuk menyerang kerajaan kecil yang masih baru tersebut, maka yang akan menjadi korban tentu adalah warga muslim sendiri. Sunan Prawoto kelihatannya lebih memilih untuk menghindari terjadinya banyak korban warga muslim sehingga beliau membiarkan munculnya kerajaan islam baru tersebut. Tekad Sunan Prawoto sendiri dalam pandangnnya adalah apa gunanya kekuasaan luas jika harus sesama muslim saling membunuh. Dan ternyata, kebijkan yang diambil Sunan Prawoto ini membuat beberapa pihak tidak terima. Ada beberapa orang yang kemudian ingin mengembalikan masa kejayaan Kerajaan Demak seperti di bawah naungan Sultan Trenggono. Dan jalan yang diambil adalah dengan cara makar dan menggulingkan Sunan Prawoto.

Nah teman-teman, demikian sedikit gambaran informasi mengenai kehidupan politik kerajaan Demak pada masa Sunan Prawoto yang bisa kami sampaikan untuk kalian semua. Semoga sedikit informasi mengenai kehidupan kerajaan Demak masa Sunan Prawoto di atas bisa menambah pengetahuan dan wawasan kita mengenai sejarah Kerajaan Demak. Dan, jika menurut pembaca sekalian ada kekeliruan atau informasi yang kurang, kami mohon dengan hormat para pembaca sekalian bersedia memberikan koreksi melalui kolom komentar yang sudah kami sediakan. 

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Kehidupan Politik Kerajaan Demak Masa Sunan Prawoto

0 komentar:

Posting Komentar