Masa Berdiri Kerajaan Demak, Kehidupan Politik Kerajaan Demak, Raja-raja Kerajaan Demak

Kamis, 06 April 2017

Peninggalan Kerajaan Demak Pintu Bledeg, Sejarah dan Kisahnya

Peninggalan Kerajaan Demak Pintu Bledeg, Sejarah dan Kisahnya - Sudah kita ketahui bersama bahwasannya Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa yang memiliki wilayah cukup luas. Kerajaan Demak bisa dikatakan adalah kerajaan besar di Jawa sepeninggal Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Singasari. Dengan besarnya kerajaan ini, maka tentu saja memiliki peninggalan-peninggalan yang bisa dilihat sampai saat ini. Peninggalan kerajaan Demak salah satunya adalah pintu bledeg yang pada jaman dahulu merupakan pintu utama dari masjid Demak. Pintu bledeg ini cukup unik, jika dilihat dari namanya saja tentu kita sudah mengerti. Bledeg dalam bahasa Indonesia adalah petir, maka pintu bledeg ini adalah pintu petir.

Peninggalan Kerajaan Demak Pintu Bledeg
Peninggalan Kerajaan Demak Pintu Bledeg
Ada sejarah dan cerita unik dibalik peninggalan kerajaan Demak yang sering disebut dengan pintu bledeg ini. Pintu bledeg berada di masjid Demak, namun untuk aat ini pintu tersebut sudah tidak difungsikan lagi. Pintu bledeg disimpan di tempat penyimpanan di Masjid Agung Demak. Banyak cerita masyarakat yang beredar terkait pintu bledeg yang melegenda dan selalu menjadi bumbu dalam sejarah Kerajaan Demak ini. Seperti apa kisah sejarah pintu bledeg yang unik ini, perhatikan sejarah pintu bledeg di bawah ini.

Kisah dan Sejarah Pintu Bledeg

Kisah pintu bledeg ini cukup melegenda dan melekat di masyarakat sekitar. Menurut kisah dan cerita masyarakat sekitar, alkisah disebutkan bahwa Ki Ageng Selo pada saat itu pergi bekerja di tengah sawah yang terbentang luas. Lalu tiba-tiba hari yang cerah menjadi mendung yang gelap gulita dan kemudian hujan turun begitu derasnya. Kemudian karena hujan begitu lebat, maka Ki Ageng Selo pun mengehtnikan pekerjaannya sambil bergumam "sawah iki kemendungan". Ki Ageng Selo bergumam demikian karena beberapa meter bagian sawah dari sawah yang kehujanan tersebut tidak ada mendung apalagi hujan, maka Ki Ageng Selo meneruskan pekerjaannya di sawah yang tidak kehujanan.

Namun kemudian setelah pindah ke sawah yang lain, ternyata mendung dan kilat pun juga berpindah dan menghujani sawah tempat Ki Ageng Selo tersebut bekerja. Seakan mendung, petir dan hujan mengikuti kemana Ki Ageng Selo bekerja. Dan kemudian terjadilah pertempuran antara Ki Ageng Selo dan petir yang terus mengancam dan seakan menyambar ke kepala Ki Ageng Selo. Ki Ageng Selo pun melawan petir tersebut sambil tetap berdiri tegak di tengah sawah sambil mengacungkan dan menunjukkan tangannya ke arah bledeg atau petir yang mengamuk tersebut.

Petir itu yang mangamuk itu pun kemudian menyambar Ki Ageng Selo dengan suara yang memekakkan telinga, Ki Ageng Selo seakan tersambar. Ada beberapa murid Ki Ageng Selo yang menyaksikan kejadian tersebut dan menyangka bahwa Ki Ageng Selo tidak akan selamat atau hancur berkeping-keping karena sambaran petir tersebut. Namun mendadak murid tersebut terbelalak matanya demi menyaksikan sesuat yang sangat mengejutkan. Tubuh Ki Ageng Selo sama sekali tidak terluka sedikitpun dan bahkan nampak Ki Ageng Selo mengikat sesuatu yang sangat besar dengan damen (gagang padi kering) yang diikatkan pada pohon Gandri.

Pintu Bledeg Dilukis

Peristiwa yang luar biasa tersebut kemudian cepat tersiar dan pada akhirnya sampai juga kepada pihak Istana Demak. Ahirnya utusan dari Demak meminta tangkapan Ki Ageng Selo tersebut di bawa ke Demak. Dan kemudian bledeg tersebut di bawa ke Demak dan Ki Ageng Selo juga mempersilahkan para prajurit tersebut. Sesampainya di Demak, bledeg tersebut kemudian langsung di bawa ke Masjid Demak. Dan kemudian banyak masyarakat yang turut menyaksikan bledeg tersebut.

Setelah beberapa waktu, kemudian diperintahkan juru lukis untuk menggambar bledeg tersebut. Namun ternyata, menggambar bledeg bukanlah pekerjaan yang semudah yang dibayangkan. Konon kabarnya, bledeg yang dilukis tersebut selalu menampakkan bentuk yang berbeda-beda setiap waktu. Namun pada akhirnya sang pelukis mampu melukis bledeg tersebut dan masih diselesaikan pada bagian kepalanya saja. Namun sayang setelah bagian kepala selesai, datang seorang perempuan tua yang membawa tempurung kelapa yang berisi air yang kemudian disiramkan ke arah bledeg tersebut. Dan meledaklah bledeg tersebut disiram perempuan tua tersebut, dan perempuan tersebut tiba2 berubah wujud menjadi seorang berjubah putih dan hilang begitu saja.

Menurut kisah yang beredar, laki-laki berjubah putih tersebut adalah Ki Ageng Selo sendiri. Beliau ternyata tidak tega melihat bledeg tangkapannya tersebut dijadikan sebagai tontonan orang banyak. Meski pada awalnya bledeg tersebut mengancam nyawanya, namun Ki Ageng Bledeg melepaskannya karena merasa kasihan. Nah, lukisan yang masih selesai pada bagian kepala itulah yang kemudian dijadikan sebagai pintu utama Masjid Demak saat itu.

Kisah sejarah pintu bledeg yang lain adalah bahwa pintu bledeg tersebut hanyalah sebuah sanepan atau kiasan. Kiasan yang melambangkan nafsu dan angkara murka yang ada pada setiap manusia. Sehingga, sebelum kita manusia melaksanakan sholat dan mendekatkan diri pada Ilahi, harus bisa menghilangkan sifat jahat dan angkara yang dilambangkan dengan bledeg tersebut.

Nah teman-teman, itulah sedikit informasi mengenai sejarah pintu bledeg yang juga termasuk peninggalan Kerajaan Demak yang sangat bermakna dan sekaligus sebagai sumber sejarah Kerajaan Demak. Pintu bledeg memiliki nilai filosofi yang sangat tinggi dan jika didalami akan sangat bermakna bagi kehidupan kita. Semoga saja sedikit ulasan mengenai sejarah Pintu Bledeg di atas bisa menambah keimanan dan bisa mendekatkan diri kita kepada Allah SWT.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Peninggalan Kerajaan Demak Pintu Bledeg, Sejarah dan Kisahnya

0 komentar:

Posting Komentar