13 Peninggalan Kerajaan Demak, Bukti Sejarah Kerajaan Demak Yang
Masyhur - Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama yang berdiri di tanah
Jawa. Sepeninggal kerajan Hindu Budha di Jawa, maka muncul kerajaan baru yang
bernafaskan Islam yaitu kerajaan Demak. Sejarah berdirinya kerajaan Demak ini
didirikan oleh Raden Patah yang mendapat dukungan penuh dari Walisongo. Demak
termasuk kerajaan Islam yang besar dan berpengaruh baik di Jawa maupun di
nusantara. Sebai salah satu kerajaan besar di Jawa, tentu Demak meninggalkan
beberapa peninggalan kerajaan Demak yang bisa dijadikan sebagai sumber sejarah Kerajaan Demak itu sendiri.
Peninggalan Kerajaan Demak |
Ada cukup banyak peninggalan Kerajaan Demak yang bahkan sampai saat
ini masih ada dan masih bermanfaat untuk muslim di Jawa khususnya dan Indonesia
umumnya. Kehidupan politik Demak masa Sultan Trenggono cukup maju dan berhasil
sehingga Demak menjadi kerajan besar dan memiliki daerah kekuasaan yang cukup
luas. Sehingga tentu saja dengan menjadi besarnya kerajaan Demak, maka Kerajaan
Demak memiliki beberapa peninggalan Kerajaan Demak yang sangat bersejarah. Nah,
di bawah ini adalah 13 peninggalan kerajaan Demak yang sudah kami ringkaskan
untuk Anda penjelasannya.
Peninggalan Kerajaan Demak
1. Masjid Agung Demak
Peninggalan kerajaan Demak yang pertama tentu saja adalah Masjid Agung
Demak. Masjid Agung Demak ini dibangun pada masa Raden Patah yang dibangun oleh
Walisongo sebagai pusat penyebaran Islam. Dan bahkan, Masjid Demak ini banyak
yang menyebutkan merupakan tempat cikal bakal pemikiran yang nantinya akan
memunculkan Kerajaan Demak Bintoro. Masjid Agung Demak yang megah ini terletak
di tengah-tengah kota Demak. Secara geografis masjid agung Demak berada di desa
Kauman, kecamatan Demak kota, kabupaten Demak Kota, Jawa Tengah. Secara
astronomis, kabupaten Demak sendiri terletak antara 110°2758? – 110°4847? BT
dan 6°4326? – 7°0943? LS.
Sejarah Masjid Agung Demak memiliki ciri dan arsitektur yang berbeda dengan
gaya arsitektur masjid saat ini. Masjid Demak cenderung memiliki gaya perpaduan
dengan budaya Jawa yang sangat kental. Ornamen yang ada pada bangunan Masjid
Demak juga menggambarkan hubungan akrab antara Jawa dengan Islam. Masjid Demak
juga merupakan masjid tertua di Jawa.
2. Pintu Bledeg
Peninggalan Kerajaan Demak selanjutnya adalah pintu bledeg. Agak aneh
memang namanya, pintu bledeg adalah pintu utama Masjid Demak yang saat ini
sudah tidak dipergunakan lagi. Sesuai dengan namanya, sejarah pintu bledeg menurut
cerita warga setempat adalah sebuah pintu yang terbuat dari bledeg atau petir.
Pintu bledeg ini adalah karya dari Ki
Ageng Selo. Cerita rakyat menyebutkan bahwa suatu ketika Ki Ageng Selo
berhasil menangkap petir atau kilat yang menyambar ketika berada di tengah
sawah. Dan petir itu kemudian di bawa pulang kemudian disampaikan kepada Raden
Patah. Kilat tersebut kemudian dikurung dan dijadikan pintu utama masuknya
Masjid Demak. Untuk saat ini, pintu bledeg sudah tidak difungsikan lagi, yang
ada sekarang hanya replikanya saja dan yang asli disimpan di museum Masjid
Demak.
3. Serambi Majapahit
Peninggalan kerajaan Demak selanjutnya adalah berupa sebuah serambi
yang ada di Masjid Agung Demak. Serambi masjid ini sering disebut dengan
serambi Majapahit. Serambi Majapahit ini termasuk di dalam bagian bangunan
Masjid Agung Demak. Keunikan serambi Majapahit adalah terletak pada keindahan
arsitektur yang terlihat antik dan unik dengan kandungan sejarah yang sangat
dalam. Menurut sejarah Kerajaan Demak, serambi Majapahit yang di dalamnya
terdapat delapan tiang pendopo ini memang berasal dari Kerajaan Majapahit.
Namun karena Majapahit telah runtuh, maka beberapa peninggalannya tidak terawat
sehingga kemudian Adipati Unus berinisiatif membawa benda pusaka dari Majapahit
ke Demak, termasuk diantaranya adalah delapan tiang pendopo yang kemudian di
tempatkan di Serambi Masjid Agung Demak dan masih dapat dilihat sampai
sekarang.
4. Mihrab
Mihrab atau juga lazim disebut dengan pengimaman, juga termasuk
peninggalan kerajaan Demak. Di dalam mihrab ini terdapat gambar hewan bulus
yang merupakan prasasti Condro Sengkolo. Prasasti Condro Sengkolo sendiri
memiliki makna Sariro Sunyi Kiblating Gusti ermakna tahun 1401 Saka atau 1479 M
(hasil perumusan Ijtihad). Sehingga bisa dikatakan bahwa pada zaman kerajaan
Demak sudah mengenal Mihrab atau pengimaman yang berhias dengan lukisan
tertentu yang bisa jadi merupakan akulturasi budaya Islam dan Jawa.
5. Dampar Kencono
Peninggalan kerajaan Demak berikutnya adalah berupa dampar kencono.
Dampar Kencono ini sebenarnya bisa dikatakan juga sebagai peninggalan Kerajaan
Majapahit karena Dampar ini merupakan hadiah dari Prabu Bhrawijaya ke V yaitu
Raden Kertabumi kepada Raden Patah raja pertama Demak yang merupakan putranya.
Sehingga ada beberapa ahli sejarah yang menyebutkan bahwa pada masa-masa akhir
Kerajaan Majaphit ada banyak yang sudah memeluk Islam. Dan bahkan ada juga yang
ekstrim berpendapat bahwa Majapahit adalah Kerajaan Islam, Raden Wijaya
pendirinya juga seorang muslim, termasuk juga patih Gajahmada juga seorang
muslim yang memiliki nama asli Gaj Ahmada.
6. Pawestren
Sejarah kerajaan Demak menyebutkan bahwa pada masa itu pemahaman Islam
sudah cukup maju. Pada masa itu sudah ada pemisahan antara jamaah sholat untuk
laki-laki dan perempuan. Nah, tempat untuk sholat berjamaah bagi perempuan
inilah yang disebut dengan Pawastren. Pawastren ini memiliki bagian bangunan
dengan jumlah tiang penyangga 8 buah, dimana 4 batang tiang utama ditopang
belandar balok susun tiga yang diukir motif Majapahit. Jika dilihat dengan
seksama dari bentuk motif pada Maksurah tahun 1866 M Pawestren mungkin dibuat
pada jamannya K. R. M. A. Arya Purbaningrat.
7. Surya Majapahit
Surya Majapahit termasuk juga sebagai salah satu benda peninggalan kerajaan Demak yang berada di dalam masjid Agung Demak. Surya Majapahit ini
merupakan sebuah gambar hiasan yang berbentuk segi 8 dan benda ini sangat
populer pada masa Majapahit. Ada beberapa ahli sejarah yang menafsirkan bahwa
benda ini merupakan lambang dari Kerajaan Majapahit. Sedangkan Surya Majapahit
yang ada di Masjid Agung Demak sendiri dibuat pada tahun 1401 tahun Saka atau
pada tahun 1479 M.
8. Maksuroh
Maksuroh termasuk salah satu peninggalan kerajaan Demak yang berupa
artefak bangunan berukir yang memiliki nilai estetika sangat tinggi. Maksuroh
sendiri adalah sebuah bangunan yang digunakan sebagai tempat berkholwat para
adipati pada jaman dahulu. Maksuroh ini juga termasuk bangunan yanga da di
Masjid yang biasanya digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan
bermunajad serta untuk bersholat. Pada bagian artefak ini ada tulisan yang
berisi mengenai keagungan dan keesaan Allah SWT. Pada prasasti Maqsuroh
terdapat angka yang menyebut tahun 1287 H atau 1866 M yang saat itu Adipati
Demak dijabat K.R.M.A. Aryo Prubaningrat.
9. Situs Kolam Wudlu
Pada jaman kerajaan Demak, untuk berwudlu sebelum menunaikan sholat
berjamaah di Masjid Agung Demak cara berwudlunya adalah dengan menggunakan
kolam. Situs kolam wudlu ini termasuk peninggalan Kerajaan Demak yang dibangun
seiring dengan dibangunnya Masjid Agung Demak sebagai pelengkap masjid. Untuk
saat ini, situs kolam wudlu ini masih ada namun sudah tidak diaktifkan lagi.
10. Soko Tatal
Soko tatal termasuk salah satu peninggalan Kerajaan Demak yang sangat
populer yang masih dalam satu bangunan Masjid Demak. Menurut sejarah Kerajaan
Demak, soko tatal ini yang membuat adalah sunan Kalijogo. Tatal sendiri adalah
sobekan kayu dari sisa bangunan. Pada saat akan mendirikan Masjid yang
menggunakan soko guru yang jumlahnya ada empat, pada saat itu soko guru masih
ada tiga. Kemudian Kanjeng Sunan Kalijogo berikhtiar dengan segala upaya dan
akhirnya berhasil menyelesaikan sebuah soko dengan menggunakan bahan dari tatal
dalam sekejap sehingga ketika masjid Demak akan didirikan sudah tersedia empat
soko guru. (baca : Kisah Dibalik Soko Tatal Masjid Demak)
11. Soko Guru
Soko guru juga termasuk peninggalan Kerajaan Demak yang berupa seni
arsitektur. Soko guru adalah tiang penyangga bangunan utama Masjid Agung Demak
yang terdiri dari empat buah soko atau tiang penyangga. Pada pembangunan
sebelumnya, soko guru ini masih belum lumrah digunakan, sehingga pada Masjid
Agung Demak inilah soko guru seakan menjadi sebuah ikon akulturasi budaya Jawa
dengan Islam.
12. Bedug dan Kentongan
Bedug dan kentongan memang sebuah benda yang tak lazim digunakan di
masjid di beberapa daerah di luar Jawa, atau di luar Indonesia. Namun, itulah
jeniusnya peran walisongo dalam menarik umat lain untuk memeluk Islam. Bedug
dan kentongan digunakan sebagai pemanggil para jamaah untuk melaksanakan sholat
berjamaah di Masjid. Bedug dan kentongan sendiri pada waktu itu merupakan salah
satu alat musik yang disenangi oleh masyarakat, sehingga sangat ampuh untuk
menarik masyarakat datang ke Masjid. Bedug dan kentongan ini menjadi
peninggalan kerajaan Demak baik dalam bentuk benda maupun budaya.
13. Piring Campa
Peninggalan kerajaan Demak berikutnya adalah piring Campa. Piring
Campa ini adalah peninggalan kerajaan Demak yang cukup memiliki arti sebagai
simbol kerukunan persaudaraan pada masa itu. Piring Campa adalah hadiah dari
putri Campa kepada Raden Patah. Raden Patah sendiri adalah anak dari Putri
Campa. Jumlah piring campa ini ada 65 buah yang sampai saat ini masih tersimpan
rapi di Masjid Demak.
Nah teman-teman, itulah beberapa peninggalan kerajaan Demak yang bisa
kami sampaikan kepada kalian semua. Semoga sedikit informasi mengenai peninggalan
kerajaan Demak di atas bisa menambah wawasan kita dan pengetahuan kita mengenai
sejarah Kerajaan Demak.
0 komentar:
Posting Komentar